Desas-desus beredar di kalangan penguasa di New York: raksasa keuangan, bintang Hollywood, dan pemilik tim olahraga sedang membicarakan Fortell, alat bantu dengar baru yang menjanjikan kualitas suara yang jauh lebih unggul berkat teknologi AI-nya. Ini belum tersedia secara luas; aksesnya bersifat eksklusif, mengubahnya menjadi simbol status bagi mereka yang memiliki koneksi baik.
Uji Beta Eksklusif
Para penguji awal, termasuk pemodal ventura dan selebriti, memuji kinerja Fortell. Perangkat ini terlihat standar di luar, tetapi keajaiban sebenarnya terjadi di lingkungan yang bising. Selama pengujian di jalan, pemakai melaporkan percakapan yang jelas bahkan di tengah lalu lintas dan obrolan, suatu prestasi yang sulit dicapai oleh alat bantu dengar kelas atas lainnya. Ashley Tudor, seorang penguji beta yang menikah dengan seorang pemodal ventura, menggambarkan pengalamannya begitu mengharukan hingga dia “menangis”.
Bagi sebagian orang, mengikuti program beta adalah suatu hal yang fleksibel. Salah satu investor mencatat bahwa hal ini menjadi “kelenturan besar bagi era pasca-70,” mirip dengan memiliki tas Birkin yang langka. Ketika pengacara hiburan Allen Grubman mendapatkannya, dia dibanjiri telepon dari orang-orang terkenal yang sangat ingin mendapatkannya. Miliarder, musisi, produser TV, dan artis papan atas seperti Henry Kravis dan Steve Martin termasuk di antara mereka yang akhirnya berhasil masuk. Bahkan aktor Bob Balaban, yang sebelumnya frustrasi dengan perangkat yang ada, akhirnya mendapatkan akses.
Kisah Asal: Didorong oleh Kerugian Pribadi
Salah satu pendiri Fortell, Matt de Jonge, termotivasi oleh penolakan kakek dan neneknya untuk menjalani isolasi setelah gangguan pendengaran mereka memburuk. Dia menyaksikan mereka mundur dari percakapan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap penurunan kognitif mereka. Pengalaman ini mendorong misinya: menciptakan alat bantu dengar yang tidak hanya memperkuat suara, namun juga memulihkan koneksi.
De Jonge, yang sebelumnya mengerjakan AI di Bridgewater Associates, menyadari bahwa teknologi alat bantu dengar yang ada saat ini telah gagal. Meskipun industri bernilai $14 miliar, pengguna tidak puas. Dia dan Cole Morris, mantan rekan Bridgewater, mendekati Joshua Kushner untuk mendapatkan pendanaan. Awalnya mempertimbangkan perombakan radikal terhadap perangkat lunak rumah sakit, mereka kembali ke tujuan awal: alat bantu dengar bertenaga AI.
Ilmu Pengetahuan di Balik Terobosan
Kuncinya adalah pemisahan sumber yang digerakkan oleh AI: mengisolasi ucapan dari kebisingan latar belakang dengan kejernihan alami. Igor Lovchinsky, mantan pianis Juilliard yang menjadi ilmuwan AI, memimpin pengembangan ini. Timnya melatih model AI menggunakan data sintetis untuk menangani lingkungan yang menantang, mencapai tingkat realisme yang melewati penolakan alami otak terhadap suara buatan.
Teknologi ini memerlukan chip khusus untuk pemrosesan waktu nyata. Dengan pendanaan sebesar $150 juta, termasuk kontribusi dari investor Tesla Antonio Gracias, Fortell menyempurnakan AI spasialnya untuk meniru persepsi suara alami otak. Perusahaan meningkatkan produksinya, menarik dukungan dari investor dan pengguna ternama yang merasakan hasil yang mengubah hidup.
Peluncuran: Akses Terbatas, Harga Tinggi
Fortell akan menjual alat bantu dengar di sebuah klinik di Park Avenue di Manhattan, dengan peluncuran awal yang sengaja dibatasi. Harganya ditetapkan sebesar $6.800, yang bersaing dengan opsi kelas atas lainnya namun masih menjadi penghalang bagi banyak orang. Eksklusivitas ini telah memicu rasa frustrasi di kalangan mereka yang tidak diikutsertakan, namun hal ini semakin memperkuat daya tarik merek ini bagi kalangan elit.
De Jonge mengakui keterbatasannya, namun membela harga sebagai langkah penting untuk memastikan kualitas. Namun, kurangnya aksesibilitas yang lebih luas menimbulkan kekhawatiran: jutaan orang yang dapat memperoleh manfaat masih terpinggirkan, sehingga berpotensi mempercepat penurunan kognitif mereka. Meskipun Fortell bertujuan untuk merevolusi alat bantu dengar, model yang ada saat ini berisiko memperburuk kesenjangan yang ada.
Masa Depan Alat Bantu Dengar?
Kesuksesan Fortell bergantung pada peningkatan produksi tanpa mengurangi kualitas. Masih harus dilihat apakah perusahaan dapat memenuhi janjinya untuk membuat teknologi ini dapat diakses oleh semua orang. Untuk saat ini, produk ini tetap menjadi simbol status bagi masyarakat yang memiliki hak istimewa, sebuah pengingat bahwa bahkan dalam layanan kesehatan, inovasi dapat dibatasi oleh kekayaan dan eksklusivitas.























